Samyang Ketebon, Batas Vegetasi Puncak Gunung Slamet |
Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan
terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti
ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin anda pernah mengalami pengalaman buruk
yang tak menyenangkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah
satu sudut mata yg berkaitan uang saja.
Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan
menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Anda tidak harus menjadi orang
tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria.
Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di
muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan
mengerutkan alis dan muka.
Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka
mengalir menuju ke laut. Meskipun melalui anak sungai, belokan, kawasan kali
keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan.
Bahkan, ketika menunggu di muara, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan
angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan
hujan. Sebagian menyuburkan rumput, sebagian tertampung dalam sumur-sumur atau
telaga. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes
air yang anda temui?
Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin
akan menghindarinya atau menjauhinya. Bila anda menganggap masalah sebagai
halangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang
dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat
kejayaan di balik setiap masalah.
Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih
tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk kesuksesan anda. Tanpa
masalah, anda tak layak memasuki jalur kesuksesan. Bahkan hidup ini pun
masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada
anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, dekapan
hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu
dari tempat yang tinggi.
Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka
sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Beberapa ketika kemudian,
bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu
terbang. Bila
anda tidak berani mengatasi masalah, anda tidak akan menjadi seseorang yang
sejati.