Translate

Selasa, 29 April 2014

Bahasa Jawa


Asalamu'alaikum wr. wb.
Sudah lama sekali tidak menulis dan memposting apapun, kali ini saya akan memposting tulisan yang berkaitan dengan pelajaran bahasa Jawa. Mengingat bahasa Jawa sebagai bahasa daerah sekarang ini sudah mulai asing dan jarang digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari oleh kalangan anak muda di jawa. Telinga kita seperti terkaget-kaget dan asing ketika mendengar orang berkomunikasi dengan bahasa Jawa, padahal kita sendiri adalah orang Jawa tulen. Barangkali dengan postingan ini bisa memberikan sedikit pencerahan atau minimal bisa memberikan sumbangan pengetahuan bagi generasi muda khususnya generasi muda suku Jawa, bahwa bahasa ibu kita adalah bahasa Jawa, yang wajib kita jaga klestariannya. 
Saya sengaja menulis dengan menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia, agar lebih bisa dipahami oleh anak-anak yang pada jaman sekarang ini sudah kurang familier dengan bahasa ibu mereka, atau barangkali ada pembaca yang bisa jadi keturunan Jawa tetapi belum pernah mendengar sama sekali bahasa Jawa karena lahir di luar Jawa. Oya, saya adalah orang Jawa keturunan Banyumas, jadi apabila dalam postingan yang insya Allah akan bersambung beberapa bagian ini terdapat dialek yang berbeda makna dengan dialek Jawa wilayah lain, harap dimaklumi.
Okey, kita mulai dengan pengetahuan yang pertama...


A. Tembung 
"Tembung" atau dalam bahasa Indonesia disebut Kata terjadi dari "wanda" (suku kata). Wanda sendiri terbentuk dari "aksara" (huruf). Tembung digunakan untuk menyusun ukara (kalimat)
Menurut golongannya tembung ada 10 macam;
1.     Tembung Aran (Kata Benda), contohnya; watu, meja, kursi, banyu, lemari, montor, dsb.
2.     Tembung Kriya (kata Kerja), contohnya; mangan, nulis, turu, adus, lunga, mlayu, nyapu, nembang, dll
3.     Tembung Ganti (Kata Ganti), contohnya; aku, kowe, slirane, deweke, bapak, ibu, simbah, adik, ku, mu, dll
4.     Tembung Wilangan (Kata Bilangan), contonhnya; siji, loro, telu, enem, wolulas, rongpuluh, selawe, akeh, sithik, setengah, seprapat, dsb.
5.     Tembung Sipat (Kata Sifat), contonya; becik, bagus, elek, ayu, lemu, kuru, seneng, susah, kesed, sregep, dsb.
6.     Tembung Katrangan (Kata Keterangan), contohnya; wetan, kulon, esuk, sore, ngisor, ndhuwur, dsb.
7.     Tembung Pangguwuh (Kata Seru), contohnya; aduh, ah, eh, wah, lho, tulung, dsb.
8.     Tembung Sandangan (Kata Sandang), contohnya; Si, Sang, Hyang, Raden, Ki, Kyai, dsb.
9.     Tembung Panyambung (Kata sambung), contohnya; lan, sarta, wusana, mulane, dsb
10. Tembung Pangarep (Kata Depan), contohnya; ing, sing, saka, menyang

B. Wernane Tembung (Macam-macam Tembung/Kalimat)

Tembung terbagi menjadi dua macam yaitu tembung lingga dan tembung andahan

1. Tembung Lingga (Kata Dasar)
Tembung lingga adalah tembung/kata yang masih asli belum berubah. 
Contonhnya; 
Tembung/kata yang terdiri atas 1 wanda (suku kata)
dom,  bak, bor, bis, gas, rak, rok, dsb

Tembung/kata yang terdiri atas 2 wanda (suku kata)
adol, alus, buri, calung, dokar, eber, laku, dsb

Tembung yang terdiri atas 3 wanda (suku kata)
segara, gamelan, gorengan, dsb

                           2.   Tembung Andahan (Kata Jadian)
Tembung/kata yang sudah berubah dari bentuk aslinya.
Contohnya; mlaku, mlayu, daktuku, koampil, tulisane, omahe, pututure, dsb.
Jadi tembung andahan itu adalah tembung lingga yang sudah mendapatkan tambahan, baik itu ater-aterpanambang, atau seselan. Bisa juga tembung andahan itu terbentuk dari tembung rangkep (kata ulang) atau tembung camboran (kata majemuk)


BERSAMBUNG……..