Asalamu'alaikum wr. wb.
Sudah lama sekali tidak
menulis dan memposting apapun, kali ini saya akan memposting tulisan yang
berkaitan dengan pelajaran bahasa Jawa. Mengingat bahasa Jawa sebagai bahasa
daerah sekarang ini sudah mulai asing dan jarang digunakan sebagai bahasa komunikasi
sehari-hari oleh kalangan anak muda di jawa. Telinga kita seperti
terkaget-kaget dan asing ketika mendengar orang berkomunikasi dengan bahasa
Jawa, padahal kita sendiri adalah orang Jawa tulen. Barangkali dengan postingan
ini bisa memberikan sedikit pencerahan atau minimal bisa memberikan sumbangan
pengetahuan bagi generasi muda khususnya generasi muda suku Jawa, bahwa bahasa
ibu kita adalah bahasa Jawa, yang wajib kita jaga klestariannya.
Saya sengaja menulis
dengan menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia, agar lebih bisa dipahami
oleh anak-anak yang pada jaman sekarang ini sudah kurang familier dengan bahasa
ibu mereka, atau barangkali ada pembaca yang bisa jadi keturunan Jawa tetapi
belum pernah mendengar sama sekali bahasa Jawa karena lahir di luar Jawa. Oya,
saya adalah orang Jawa keturunan Banyumas, jadi apabila dalam postingan yang
insya Allah akan bersambung beberapa bagian ini terdapat dialek yang berbeda
makna dengan dialek Jawa wilayah lain, harap dimaklumi.
Okey, kita mulai dengan
pengetahuan yang pertama...
A. Tembung
"Tembung"
atau dalam bahasa Indonesia disebut Kata terjadi dari
"wanda" (suku kata). Wanda sendiri terbentuk dari "aksara"
(huruf). Tembung digunakan untuk menyusun ukara (kalimat)
Menurut golongannya tembung ada
10 macam;
1. Tembung Aran (Kata
Benda), contohnya; watu, meja, kursi, banyu, lemari, montor, dsb.
2. Tembung Kriya (kata
Kerja), contohnya; mangan, nulis, turu, adus, lunga, mlayu, nyapu, nembang, dll
3. Tembung Ganti (Kata
Ganti), contohnya; aku, kowe, slirane, deweke, bapak, ibu, simbah, adik, ku,
mu, dll
4. Tembung Wilangan (Kata
Bilangan), contonhnya; siji, loro, telu, enem, wolulas, rongpuluh, selawe,
akeh, sithik, setengah, seprapat, dsb.
5. Tembung Sipat (Kata
Sifat), contonya; becik, bagus, elek, ayu, lemu, kuru, seneng, susah, kesed,
sregep, dsb.
6. Tembung Katrangan (Kata
Keterangan), contohnya; wetan, kulon, esuk, sore, ngisor, ndhuwur, dsb.
7. Tembung Pangguwuh (Kata
Seru), contohnya; aduh, ah, eh, wah, lho, tulung, dsb.
8. Tembung Sandangan (Kata
Sandang), contohnya; Si, Sang, Hyang, Raden, Ki, Kyai, dsb.
9. Tembung Panyambung (Kata
sambung), contohnya; lan, sarta, wusana, mulane, dsb
10. Tembung Pangarep (Kata
Depan), contohnya; ing, sing, saka, menyang
B. Wernane Tembung
(Macam-macam Tembung/Kalimat)
Tembung terbagi menjadi dua macam yaitu tembung lingga dan tembung
andahan.
1. Tembung Lingga (Kata Dasar)
Tembung lingga adalah tembung/kata yang masih
asli belum berubah.
Contonhnya;
Tembung/kata yang terdiri atas 1 wanda (suku
kata)
dom, bak, bor, bis, gas, rak, rok, dsb
Tembung/kata yang terdiri atas 2 wanda (suku
kata)
adol, alus, buri, calung, dokar, eber, laku, dsb
Tembung yang terdiri atas 3 wanda (suku kata)
segara, gamelan, gorengan, dsb
2. Tembung Andahan (Kata Jadian)
Tembung/kata yang sudah berubah dari bentuk
aslinya.
Contohnya; mlaku, mlayu, daktuku, koampil,
tulisane, omahe, pututure, dsb.
Jadi tembung andahan itu
adalah tembung lingga yang sudah mendapatkan tambahan, baik
itu ater-ater, panambang, atau seselan. Bisa
juga tembung andahan itu terbentuk dari tembung
rangkep (kata ulang) atau tembung camboran (kata
majemuk)
BERSAMBUNG……..