Translate

Minggu, 11 Agustus 2013

Shalat Jenazah


Shalat jenazah dilaksanakan saat mayit sudah dimandikan dan dikafani, tidak diperbolehkan shalat jenazah sebelum mayit dimandikan dan dikafani. Misalnya begini, jika ada orang yang meninggal dunia pada jam 7 malam, kemudian pihak keluarga menginginkan untuk memandikan dan mengkafaninya kesesokan harinya(pagi), maka shalat jenazahnya harus pagi setelah dimandikan dan dikafani, tidak boleh shalat jenazah misalnya jam 8 atau 9 malam. Intinya adalah setelah dimandikan dan dikafani.
Letak mayit sebelah kiblat orang yang meyalatinya, kecuali kalau shalat dlakukan di atas kubur ataupun shalat ghaib
Rukun dan Cara Mengerjakan Shalat jenazah
Shalat jenazah tidak dengan rukuk dan sujud, serta tidak didahuli adzan dan iqomat
Tata caranya sebagai berikut
·         Niat
Untuk mayat laki-laki
Ushallii ‘alaa haadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman/imaaman lillaahi ta’aalaa

Untuk Mayit perempuan
Ushallii ‘alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman/imaaman lillaahi ta’aalaa
·         Takbir Pertama
Sama halnya seperti shalat bisa, tangan sedekap, tangan kanan di atas tangan kiri kemudian membaca surat Alfatihah tanpa diikuti membaca surat yang lain.
·         Takbir Kedua
Membaca shalawat Nabi  Sekurang kurangnya “Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad
·         Takbir Ketiga
Membaca doa sekurang kurangnya sebagai berikut
Allaahummaghfir lahuu (lahaa) warhamhu (warhamhaa) wa’aafihi (wa’aafihaa) wa’fu ’anhu(‘anhaa)
(Ket : yang dalam kurung untuk mayit perempuan)
·         Takbir Keempat
Membaca doa sekurang-kurangnya sebagai berikut;
Allahumma laa tahrimnaa ajrahu (ajrahaa) wa laa taftinnaa ba’dahu (ba’dahaa) waghfir lanaa wa lahu (lahaa)
(Ket : yang dalam kurung untuk mayit perempuan)
·         Salam
Sambil memalingkan muka ke kanan dan ke kiri (seperti dalam shalat fardhu)
Assalaamual’aikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh

Kisah Sang Misionaris Masuk Islam


Suatu hari di musim panas 1996. Yusha Evans, seorang misionaris muda kedatangan seorang teman bernama Benjamin. Ia tak pernah menyangka, kehadiran temannya itu bakal menggoyahkan imannya. Sebuah pertanyaan tak terduga yang dilontarkan temannya membuatnya melepaskan keyakinannya sebagai seorang Kristen.

‘’Apakah kau pernah membaca seluruh isi Alkitab?’’ Tanya Benjamin.

‘’Apa maksudmu? Saya seorang misionaris Kristen dan bagaimana mungkin kau bertanya seperti itu padaku?’’ cetus Yusha.

‘’Apakah kau pernah membaca Alkitab seperti membaca sebuah novel: mengetahui tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, mengetahui plot dan tempatnya serta tahu seluruh detail isinya?’’

Yusha mengaku tak pernah membaca Alkitab dengan cara itu. Lalu Benjamin menantangnya untuk membaca kembali Alkitab dari awal hingga akhir. Ia memintanya untuk membaca Alkitab selama beberapa bulan dan tidak menyentuh buku lain, kecuali Alkitab.

Syekh Yusha Evans
Maka mulailah Yusha membaca Alkitab dari Kejadian 1:1. Ia sangat tertarik dengan kisah para nabi. Dalam Alkitab, dikisahkan bahwa Nabi Nuh menyampaikan wahyu Allah, tapi tidak ada satupun umatnya yang mengikuti seruannya. Lalu Allah menghukum umat Nabi Nuh dengan mendatangkan banjir besar, dan hanya Nabi Nuh serta orang-orang yang naik ke kapal saja yang selamat.

Setelah banjir, seperti dikisahkan dalam Alkitab, Nabi Nuh  meminum anggur dan keluar dalam keadaan mabuk. Yusha mengaku sangat heran, mengapa Nuh seorang utusan Tuhan bisa bersikap seperti itu.

‘’Tidak mungkin seorang nabi bersikap seperti itu. Maka saya tahu mengapa umat Nabi Nuh tidak mendengarkan apa yang ia sampaikan, karena ia mabuk,” kata Yusha kecewa.

Yusha  kembali melanjutkan bacaannya. Semakin dalam membaca, kian banyak ia  menemukan kesenjangan dalam Alkitab. Beberapa kisah nabi yang dibacanya justru tak mencerminkan nabi itu sebagai utusan Tuhan. Mereka malah seperti pelaku kriminal,  yang justru dicari-cari polisi.

Ia pun amat penasaran. Yusha lalu bertanya kepada pendeta di gereja tempat melakukan misa. Ia mempertanyakan banyak hal. Namun Yusha tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Para pendeta yang ditemuinya berkata, ‘’Janganlah ilmu pengetahuan yang sedikit mempengaruhi keyakinannya terhadap Yesus.’’

Yusha diminta agar tidak perlu mempelajari segala hal. Ia diminta hanya cukup percaya saja pada apa yang diajarkan. Sejumlah pendeta memintanya agar tidak membaca Perjanjian Lama. Alasannya, Alkitab tersebut sudah tidak lagi terpakai. Mereka  memintanya untuk membaca Perjanjian Baru.

Di dalam Perjanjian Baru, Yusha menemukan sebuah ayat yang menyebut bahwa Yesus berkata Tuhan itu satu. Dan hal tersebut terus diulang-ulang di ayat dan surat berikutnya dengan cara yang berbeda. Sama seperti ajaran Musa dalam 10 Perintah Allah, hal pertama yang diperintahkan adalah menyembah Allah dan tidak ada yang lain.

Yusha lalu mencari tahu mengenai Yesus. Ia menemukan ayat yang menyebutkan bahwa Yesus memerintahkan hal yang sama: menyembah satu Tuhan. Rasa penasarannya semakin menggebu. Ia pun mulai mempertanyakan tentang penyaliban Yesus. Dalam ajaran yang ia terima, Yesus dipaku pada bagian tangannya.

Dalam hatinya muncul kegamangan. Yusha berpendapat, hal tersebut sangatlah konyol. Seseorang yang telapak tangannya disalib tidak akan bertahan lama di atas tiang. Ia pun menyampaikan pendapatnya itu kepada para pendeta. Alih-alih mendapatkan jawaban, ia justru dilarang untuk melakukan khutbah Kristen di gerejanya.

Saat kondisi imannya sedang goyah, Benjamin kembali menemui Yusha. ‘’Aku telah membaca Alkitab berulang kali. Alitab itu pula dicetak berulang kali, namun selalu masih saja ada salah penulisan. Padahal, Tuhan itu sempurna. Ciptaannya pun sempurna dan kitabnya juga haruslah sempurna,’’ ujar Benjamin.

Sejak hari itu, Yusha melepas Kristen sebagai agama yang diyakininya. Ia memutuskan meninggalkan agamanya dan memilih untuk mencari agama lain. Ia mempelajari Buddha dan beberapa agama lain, termasuk Islam. Yusha juga sempat membaca sebuah buku tentang Islam, tetapi hal itu tidak membuatnya senang. Ia akhirnya tidak mengikuti satu agama dunia pun.

‘’Tuhan, jika Engkau tidak memberi saya petunjuk, maka saya akan mencari jalan sendiri,’’ Yusha memanjatkan sebuah doa. Saat itu, ia berusia 17 tahun.


****

Yusha Evans lahir dan besar di South Carolina, Amerika Serikat.  Ia dibesarkan oleh kakek (Indian Amerika) dan nenek (Irlandia) yang sangat konservatif. Kakek dan neneknya selalu mengajarkannya berdoa sebelum makan, sebelum tidur, tidak boleh menyalakan musik keras-keras, tidak membawa perempuan ke rumah.
‘’Itu yang saya pelajari di sekolah Minggu,’’ ujar Yusha. Masa kecilnya dihabiskan bersama nenek dan kakeknya. Menginjak usia 14 tahun, neneknya mengajak Yusha ke sebuah pelayanan Sabtu yang benar-benar berbeda dengan apa yang dialaminya di sekolah Minggu.

Di sana mereka bermain bola, voli, basket. Di pelayanan Sabtu, Yusha juga menemukan banyak makanan, kue, dan permen. Di kahir pertemuan, pastor yang memimpin acara itu mulai memberikan pengajaran tentang agama. Ia sangat menyukainya, karena tempat itu seperti sekolah normal.

Ketika berumur 15 tahun,  nenek Yusha meminta pastor muda yang biasa melayaninya di gereja untuk mengantarkan cucu kesayangannya itu ke sekolah. Yusha belum memiliki surat izin mengemudi (SIM),  sehingga belum boleh mengendarai mobil sendirian. Pastor yang usianya tiga tahun lebih tua dari Yusha itu menjadi teman baiknya.

Bersama pastor muda itu, Yusha diajak ke sebuah perkumpulan remaja yang bernama “Kehidupan Remaja”. Perkumpulan ini tidak seperti perkumpulan biasanya. ‘’Kelompok itu seperti yang kau lihat di televise. Ada orang bernyanyi dan bermain gitar. Khutbah yang dilakukan dalam kelompok itu tidak seperti khutbah yang ada gereja. Dalam menyampaikan khotbahnya, ia (pastor) berteriak-teriak dan menyampaikannya dengan lantang langsung ke orang-orang.’’

Hal ini sangat menarik bagi Yusha. Mereka mengajarkan Kristen dengan cara yang berbeda dari yang dipelajari saat masih kecil. Menginjak usia 16 tahun,  ia sudah tahu apa yang diinginkannya. Yusha ingin menjadi seorang misionaris. Sebagai seorang yang perfeksionis, ia ingin mendalami Kristen secara utuh. Ketika ia ingin sesuatu, maka apa yang ia lakukan harus terselesaikan.


****

Pada suatu hari, Yusha pergi ke New York bersama beberapa temannya. Di kota terbesar di dunia itu,  ia kehabisan uang dan memutuskan untuk mengambil uang dari sebuah mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Ketika mengambil uang, ia dirampok oleh orang-orang bersenjata.

Kejadian itu membuatnya sangat takut,  sehingga hari itu juga  Yushakembali ke rumah neneknya. Ia tidak menceritakan peristiwa yang menimpanya kepada sang nenek. Ia menyimpannya,  sampai akhirnya mendapatkan mimpi buruk.

Dalam mimpi itu, orang yang merampoknya di ATM menembaknya hingga mati. Lalu, ia melihat sesuatu tengah menantinya di sisi lain kehidupan. Ia tidak mengetahuinya.Yusha sangat ketakutan. Ia terbangun dari mimpinya sambil berteriak.

Sang nenek datang dan bertanya, ‘’Mengapa kau berteriak? Lalu, Yusha menceritakan segalanya, tentang perampokan dan mimpi yang dialaminya.

‘’Tuhan mempunyai satu rencana untukmu, percayalah,’’ ujar sang nenek.

‘’Lalu apa yang harus kulakukan?” tanyanya.

“Kau harus kembali pada-Nya. Kau harus mencari-Nya.”

Yusha pun linglung. Ia sudah mencari Tuhan kemana-mana, namun tidak menemukannya. Neneknya berkata, ‘’Tuhan tidak akan pergi kemana-mana, kau hanya perlu menemukannya.’’ Sang nenek tidak menyuruhnya untuk kembali ke gereja, hanya memintanya untuk mencari Tuhan.

Yusha mulai menjadi agnostik: mempercayai adanya Tuhan, namun tidak menganut agama apapun. Ia melakukan doa dengan caranya sendiri. Ia merasa jenuh dengan hal tersebut dan akhirnya memohon pada Tuhan, “Kalau Engkau ingin aku mengenal-Mu, maka bimbinglah aku.”

Sejak saat itu, ia tidak mau mendengar lagi apa yang harus dipercayainya. Tusha ingin melihat apa yang harus dipercayainya. Ia telah membaca banyak buku dan kitab agama lain, namun tidak satu pun yang sesuai dengan apa yang dipercayai olehnya.


****

Sampai pada suatu hari, Yusha berkunjung ke rumah seorang temannya bernama Musa yang beragama Islam. Selama bertahun-tahun Yusha mengenalnya, ia sama sekali tidak menyadari kalau temannya itu adalah seorang Muslim. Dalam pertemuan itu, mereka membicarakan tentang agama. Dari situlah, Yusha berkenalan dengan Islam yang sebenarnya.

Karena tidak mempercayai adanya komunitas Islam di lingkungannya, teman Afro-Amerika yang Muslim itu mengajak Yusha ke masjid, sebuah tempat yang tepat untuk menanyakan tentang Islam. Yusha selama ini tidak pernah menyadari bahwa di lingkungannya terdapat masjid. Apalagi letaknya tidak jauh dari gereja.

“Dan saya tidak menyadarinya!” ujarnya.

Ia lalu berkunjung ke masjid. Saat sedang menunggu Musa, seorang lelaki mendekatinya dan bertanya, ‘’ Apa sedang kau lakukan di sini?’’

‘’Aku sedang menunggu Musa.’’

‘’Musa tidak terlalu sering datang ke masjid. Namun, jika kau ingin melihat masjid, saya dengan senang hati akan mengantarkanmu.’’
 

Awalnya. Yusha merasa takut. Tak pernah terpikirkan dalam benaknya untuk masuk ke masjid. Selama ini, pikirannya tentang Islam sangat buruk, namun pria itu memperlakukannya dengan sangat baik.

Ia pun masuk ke dalam masjid tersebut dan mendengarkan khutbah. Awalnya, ia berpikir bahwa lafal ayat-ayat dalam bahasa Arab yang disampaikan khatib bermaksud untuk membunuhnya. Namun, ketika khatib tersebut menerjemahkan kalimat-kalimat Arabnya, Yusha menyadari apa yang dikatakan khatib itu adalah tentang menyembah Tuhan yang satu.

Usai shalat Jumat, ia menemui khatib dan bertanya, ‘’Apa yang barusan kalian lakukan tadi?’’

‘’Tadi kami melaksanakan shalat, menyembah Allah.’’

Ketika sang khatib hendak menjelaskan kepada Yusha tentang Islam, ia segera memotongnya, ’’Saya tidak ingin penjelasan. Saya ingin bukti. Apabila memang agama Anda benar, maka buktikanlah.’’

Kakeknya pernah berkata pada Yusha. Ketika orang mengklaim sesuatu itu benar, maka perlu pembuktian. Karena Yusha meminta bukti pada khatib, ia lalu diajak ke ruangannya. Khatib itu memberikannya Alquran, kitab suci umat Islam. Lalu Yusha membawanya pulang dan membacanya.

Ia terperangah dan terpesona dengan Alquran yang dibacanya. Selama tiga hari, ia tidak dapat berhenti membacanya. Ia begitu meyakini kebenaran yang tercantum dalam Alquran. Hidayah Allah SWT memancar dalam kalbunya. Yusha pun bertekad untuk menjadi seorang Muslim.
Yusha kembali ke masjid dan menemui sang khatib. Lalu ia berkata, ’’Saya ingin menjadi Muslim.”

‘’Kau harus memahami satu hal lain apabila ingin menjadi seorang Muslim. Anda harus tahu tentang Nabi Muhammad SAW.’’

Yusha pun membaca tentang kisah Nabi Muhammad. Ia pun meyakini Muhammad sebagai utusan Allah. Pada Desember 1998,  Yusha yang bernama asli Joshua akhirnya memeluk Islam. ‘’Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.’’

Sejak itu, ia mempelajari Islam dari sejumlah ulama di Mesir dan Amerika Serikat.  Kini, Yusha menjadi seorang dai dan penceramah. Umat Islam di negeri Paman Sam memanggilnya, Syekh Yusha Evans. Ia berkhidmat di jalan Allah SWT, dengan menyebarkan ajaran Islam. Sumber: islamevents.com/yushaevans.com

Transliterasi Tahlil

  1. ILA HADROTIN NABIYYIL MUSTHOFA MUHAMMADIN SHOLLOLLOHU ALAIHI WASALLAM………..ALFATIHAH.
  2. WA ILA HADROTI IKHWANIHI MINAL AMBIYAA-I WALMURSALIN WAL AULIYAA-I WASSYUHADAA-I WASSHOLIKHIN WASSHOHABATI WATTABI’IN WAL ULAMAA-IL ‘AMILIN WAL MUSHONNIFIIN WA JAMI’IL MALA-IKATIL MUQORROBIIN WA JAMI’IL AULIYAA-I TA’ALA MIM MASYARIKIL ARDLI ILA MAGHORIBIHA BARRIHA WA BAH RIHA WAKHUSHUSHON ILA HADROTI SULTHONIL AULIYA-I SYEH ABDUL QODIR JIILANI RODLIYALLOHU ANHU WAKHUSHUSHON ILA HADROTI SULTHONI AULIYA-I SYEH ABIL HASAN ASYADZILLI RODLIYALLOHU ANHU WA USHULIHIMA WAFURU ‘IHIMA WAJAMI’I AHLI SILSILATIHIMA……………….AL FATIHAH.
  3. WA ILA HADROTI AABA-INA WA UMMAHAA –TINA WA AJDAADINA  WA JADDAA TINA WA MASYAYIKHINA WAMASYAYIKH MASYAYIKHINA WA MU’ALIMINA. WA ILAA HADROTI JAMI’I AHLIL KUBUUR MINAL MUSLIMIN WAL MUSLIMAT WAL MUKMININ WAL MUKMINAT MIM MASYARIKIL ARDLI ILA MAGHORIBIHA BARRIHA WA BAHRIHA….AL FATIHAH.

v     MEMBACA SURAT AL IKHLAS ( QUL HU ALLOHU AHAD…..DST) 3X
v     MEMBACA SURAT AL FALAQ ( QUL A’UDZU BIRABBIL FALAQ…….DST) 1X
v     MEMBACA SURAT ANNAS ( QUL A’UDZU BIRABBINNAAS…..DST) 1X
v     MEMBACA SURAT AL FATIHAH…..1X

BISSMILAHIRROHMANIRROHIM
v     ALIF LAAM MIIM
v     DZAALIKAL KITAABU LAA ROIBAFIIHI HUDAL LIL MUTTAQIEN
v     AL LADZIINA YUKMINUUNA BIL GHOIBI WA YUQIIMUNASHOLAATA WAMIMMAA ROZAQNAKUM YUNFIKUUN
v     WAL LADZIINA YUKMINUUNA BIMAA UNZILA ILAIKA WAMAA UNZILA MIN QOBLIKA, WABIL AAKHIROTI HUM YUUQINUUN ULAA-IKA ‘ALAA HUDAMM MIR ROBBIHIM WA ULAA-IKA HUMUL MUFLIKHUUN.

WA ILAA HUKUM ILAAHU WAAKHID, LAA ILAA HA ILLA HUWARRROHMAANURROHIIM.

  • ALLOOHU LAA ILAA HA ILLA HUWAL HAYYUL QOYYUUM, LAA TAK KHUUDUHU SINATUW WALAA NAUUM, LAHUU MAA FIS SAMAAWAATI WAMAA FIL ARDHLI, MAN DZAL LADZII YASY FA’U ‘INDAHU ILLA BI-IDZNIH, YA’LAMU MAA BAINA AIIDIIHIM WAMAA KHOL FAHUM, WALAA YUHIITHUUNA BISYAI-IM MIN ‘ILMIHI ILLA BIMAA SYAAK, WASI’A KURSIYYUHUS SAMAAWAATI WAL ARDHLO, WALAA YA-UUDUHU HIFDHZUHUMA WAHUWAL ‘ALIYYUL ‘ADZHIIM.
  • LILLAAHI MAAFISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHLI WA IN TUBDUU MAA FII ANFUSIKUM AU TUKHFUUHU YUHAASIBKUM BIHILLAH FAYAGHFIRU LIMAYYASYAAK WA YU’ADZIBU MAYYASYAAK WALLOHU ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR.
  • AAMANARR ROSUULU BIMAA UNZILA ILAIHI MIRROBBIHI WAL MUK MINUUN, KULLUN AAMANA BILLAAHI WA MALAA-IKATIHI WA KUTUBIHI WA RUSULIHI LAA NUFARRIQU BAINA AHADIM MIRRUSULI WAQOOLUU SAMI’NA WA-ATHO’NA GHUFROONAKA ROBBANAA WA-ILAIKAL MASHIIR.
  • LAA YUKALLIFULLOHU NAFSAN ILLA WUS ‘AHAA LAHAA MAA KASABAT WA’ALAIHAA MAK TASABAT, ROBBANAA LAA TU-AKHIDZNAA INNASIINAA AU AKHTHOKNA ROBBANAA WALAA TAHMIL ‘ALAINA ISHRONKAMMA HAMALTAHU ‘ALAL LADZIINA MIN QOBLINAA ROBBANAA WALLA TUHAMMILNAA MAALAA THOOQOTA LANAA BIHI. (WA’FU’ANNA WAGHFIRLANA WAR HAMNAA 7 X ) ANTA MAULAANA FANGSHURNAA ‘ALAL QOUMIL KAAFIRIIN. ( IRHAMNA YAA ARRHAMARROOHIMIIN 7 X )
  • ROMATULLOHI WABAROKAATUHU ‘ALAIKUM INNAHU HAMIDUM MAJIID, INNAMAA YURIIDULLOHU LIYUDZHIBA ANKUMURIJSA AHLAL BAITI WA YUTHOH HIROKUM TATHHIIROO
  • INNALLOOHA WA MALAA-IKATAHU YUSHOLLUUNA ALAN NABIYYI YAA-AYYUHALLADZIINA AAMANUU SHOOLU ‘ALAIHI WASALLIMU TASLIIMAA.
  • ALLOHUMMA SHOLLI AFDHLOLASSHOLAATI ‘ALA AS’ADI MAKHLUQOOTIKA NUURIL HUDAA SAYYIDINA WA MAULAANA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WASHOHBIHI WA BAARIK WASALLIM ‘ADADA MA’LUMATIKA WAMIDADA KALIMATIKA KULLAMA DZAKAROKADZAAKIRUUN WA GHOFALA ANDZIKRIKAL GHOOFILUUN.
  • ALLOHUMMA SHOLLI AFDHLOLASSHOLAATI ‘ALA AS’ADI MAKHLUQOOTIKA SYAMSID DHLUHAA SAYYIDINA WA MAULAANA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WASHOHBIHI WA BAARIK WASALLIM ‘ADADA MA’LUMATIKA WAMIDADA KALIMATIKA KULLAMA DZAKAROKADZAAKIRUUN WA GHOFALA ANDZIKRIKAL GHOOFILUUN.
  • ALLOHUMMA SHOLLI AFDHLOLASSHOLAATI ‘ALA AS’ADI MAKHLUQOOTIKA BADRID DUJAA SAYYIDINA WA MAULAANA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WASHOHBIHI WA BAARIK WASALLIM, ‘ADADA MA’LUMATIKA WAMIDADA KALIMATIKA KULLAMA DZAKAROKADZAAKIRUUN WA GHOFALA ANDZIKRIKAL GHOOFILUUN.
ISTAGHFIRUU ROBBAKUM INNAHUU KAANA GHOFAAROO, ASTAGHFIRULLOHAL ‘DZHIIM INNAHU HUWAL GHOFUURUR ROHIIM, AFDHLOLU DZIKRI FA’LAM ANNAHU
v     LAA ILAA HA ILLALLOOH HAYYUM MAUJUUD
v     LAA ILAA HA ILLALLOOH HAYYUM MA’BUUD
v     LAA ILAA HA ILLALLOOH HAYYUM BAAQ, LAA ILAA HA ILLALLOH SAYYIDINA MUHAMMADURROSULULLOH SHOLOLLOHU ALAIHI WASALLAM
v     LAA ILAA HA ILLALLOOH 100 X
v     LAA ILAA HA ILLALLOOH YA HANNAN YA MANNAN
v     LAA ILAA HA ILLALLOOH YA ROHIIM YA ROHMAAN
v     LAA ILAA HA ILLALLOOH MUHAMMADURROSUULULLOH
v     LAA ILAA HA ILLALLOOH MUHAMMADUN HABIBULLOH
v     LAA ILAA HA ILLALLOOH MUHAMMADUN SHOFIYULOOH
ALLOHUMMA SHOLLI SAYYIDINA MUHAMMADIN ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAIHI WA SALLIM 2 X
ALLOHUMMA SHOLLI SAYYIDINA MUHAMMADIN YA ROBBI SHOLLI  ‘ALAHI WA SALLIIM.
  • SUBHANALLOH WABI HAMDIHI SUBHANALLOHIL ‘ADZHIIM 3 X
  • SUBHAANALLOH ‘ADADA MAA KHOLAQOLLOH 3 X
  • YA ALLOH YA ROHMAN  YA ALLOH YA ROHIIM 3 X
  • IGHFIRLANA DZUNUUBANAA WAKSYIF ‘ANNAA KURBATANAA 3 X
  • ALLOHUMMA SHOLLI  ‘ALA HABIBIKA SAYYIDINA MUHAMMADIN WA ‘ALA AALIHI WA SHOHBIHI WASALLIM 2 X
  • ALLOHUMMA SHOLLI  ‘ALA HABIBIKA SAYYIDINA MUHAMMADIN WA ‘ALA AALIHI WA SHOHBIHI WABAARIK WA SALLIM AJMA’IIN……….AL FATIHAH

DO’A
BISSMILLAHIRROH MAANIRROHIIM, ALHAMDULILLAHIROBBIL ‘ALAAMIIN, HAMDAN YWAAFI NI’AMAAHU WA YUKAAFI-U MAZIIDAH, YA RABBANA LAKAL HAMDU KAMA YANMBAGHI LIJALAALI WAJHIKA WA ‘ADZHIIMI SULTHOONIK.

ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADAIN SHOLAATAN TUNJIINA MIN JAMII’IL AHWAL WAL AAFAATI, WA TAQDHLI LANAA JAMIIAL HAA JAAT, WA TUTHOHHIRUNA BIHA MIN JAMII’IS SAYYI-AAT, WATARFA’UNAA BIHA ‘INDAKA ‘A’LAD DAROJAAT, WA TUBALLIGHUNAA BIHA AQSHOL GHOOYAAT, MIN JAMII’IL KHOIROOTI, FIL HAYAATI WABA’DAL MAMAT.

ALLOHUMMA TAQOBBAL WA AUSHIL TSAWAABAMAA QOROKNAHU MIN SUUROTIL FATIHAH, WAMIN SUROTIL IKHLAS, WAMIN SUROTIL MU’AWIDZATAINI, WAMIN AAYATIL QUR’AN, WAMAA- SHOLLAINAHU, WAMAS-STAGHFARNAAHU, WAMAA-HALALNAAHU, WAMAA SABBAHNAAHU WA GHOIRO DZAALIKA, HADIYATAW WASHILATAN WAROHMATAN NAAZILAH WABAROKATAN SYAAMILAH, ILAA HADHLROTI HABIBINAA WA SYAFII’INA WA QURROTI ‘A’YUUNINAA SAYYIDINA WA MAULAANAA MUHAMMADIN SHOLLOLLOHU ‘ALAIHI WASALLAM, WA ILAA JAMII’I AZWAAJIHI WADZURRIYYATIHI WA AHLI BAITIHI, WA ILAA JAMII’I IKHWAANIHI MINAL AMBIYAA-I WAL MURSALIIN WASSYUHADAA-I WASSHOOLIHIN WASSHOHAABATI WATTABI’IIN WA JAMII’IL MALAA-IKATIL MUQORROBIIN WAL ‘ULAMAAIL ‘AAMILIIN, WA JAMII’I AULIYA-ILLAHI TA’AALA MIMMASYARIIL ARDHLI ILA MAGHORIBIHAA BARRIHA WA BAHRIHAA, KHUSHUSHON ILAA HADHLROTI SULTHONIL AULIYAA-I SYEH ABDUL QODIR JIILANI RODHLIYALLOHU ANHU, WA KHUSUSHON ILA HADHLROTI SULTHOONIL AULIYA-I SYEH ABIL HASAN ASSYADZILLI RODHLIYALLOHU ANHU WA USHULIHIMA WA FURU’IHIMA WA JAMII’I AHLI SILSILATIHIMAA, TSUMMA ILA HADHLROTI JAMI’I AABA-INA, WA UMMAHAATINA, WA-AJDADINA WA JADDATINA, WA MASYAAYIKHIINAA WA MASYAYIHI MASYAAYIKHINAA, WA KHUSHUSON ILA JAMI’I AHLIL QUBUUR MINAL MUSLIMIN WAL MUSLIMAT MIM MASYARIKIL ARDLI ILA MAGHORIBIHAA BARRIHA WABAHRIHA.
·        ALLOHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FU ANHUM 3 X
·        ALLOHUMMA TAQOBBAL JAMII’A ‘A’MAALIHUM WAGHFIR DZUNUUBAHUM 3 X
·        ALLOHUMAJ’AL MAA QOROKNAHU SITRON LAHUM MINANNAAR WA FIDAA-AN LAHUM MINANNAAR, WA DAFI-AN LAHUM MINANNAAR, WA –ITQON LAHUM MINANNAR 3X , INNAKA ‘ALA KULLISYAI-INQODIIR
·        ALLOHUMMA NAWWIR QUBUUROHUM, ALLOHUMMA WASI’QUBUROHUM, WAJ ‘AL QUBUUROHUM NI’AMAN LAHUM  WALA NIQOMAN ‘ALAIHIM.
·        ALLOHUJ’AL QUBUUROHUM ROUDHLOTAN MIN RIYAADHIL JINAN, WALAA TAJ’AL HA HUFROTAN MIN HUFFARIN NIROON.
·        ALLOHUMMA ANZILIL ROHMATA WAL MAGHFIROH ILAIHIM
·        ALLOHUMMA ANZILHUM MNAAZILA ‘ALIYATAN MUBAAROKAH 3 X, INNAKA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR.
ALLOHUMMA INNA NASALUKAL MUTAABA’ATA LIROSUULIKA MUHAMMADIN SHOLLOLLOHU ALAIHI WASALLAMA FII AQWALIHI WAAF’ALIHI WA AHWALIHI. ALLOHUMMA TSABIT IMAANANAA, WANAWWIR QULUUBANAA. WABAARIKLANAA FIIMAA A’THOITANA WASALLIMNA FID DUNYA WAL AAKHIROH, RABBANA AATINA FIDDUNYA HASANAH WAFIL AAKHIROTI HASANAH WAQINAA ‘ADZAA BANNAAR WASHOLLOLLOHU ‘ALAA SAYYIDINA MUHAMMAD, WA ‘ALAA AALIHI WASHOHBIHI AJMA’IIN, SUBHANA ROBBIKA RABBIL ‘IZZATI ‘AMMA YASIFUUN, WASALAAMUN ‘ALAL MURSALIIN WAL HAMDULILAHI ROBBIL ‘AALAMIIN.


Keterangan Transliterasi arab :

  1. H       =
  2. DHL  =
  3. DZ    =
  4. SY     = ش
  5. ‘A      = ع
  6. Q       = ق
  7. J        =
  8. SH     =
  9. H       =

Senin, 05 Agustus 2013

Ini 8 Sifat Istri yang Dibenci Suami


KUNCI utama rumah tangga bahagia adalah adanya saling cinta dan kasih sayang antara suami dan istri.  Sang suami akan menghargai dan memberikan segenap cinta dan kasih sayang kepada istrinya, jika kaum wanita pun memberikan cinta dan penghargaan kepada suaminya. Demikian pula sebaliknya.
Agar istri tidak kehilangan rasa cinta dan rasa hormat suaminya, maka seorang istri harus mengetahui dan menjauhi sifat-sifat wanita yang dibenci suami. Di antara sifat-sifat tersebut yang paling menonjol, sebagaimana ditulis Shabah Sa’id dalam bukunya Az-Zaujah Al-Mubdi’ah wa Asrar Al-Jamal, antara lain:

1.  Istri yang sibuk dengan dirinya sendiri.

Istri seperti ini biasanya menjauhi segala urusan suami, dan lebih mementingkan urusan serta kegemarannya sendiri. Pada dasarnya, istri seperti ini merasa nyaman setiap kali dia bisa menyendiri, serta bisa menjaga segala apa yang dia dengar, dia lihat, dan dia sentuh untuk diri sendiri. Boleh jadi hal ini merupakan akibat adanya penyakit psikis yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
…Istri seperti ini adalah istri yang mengabaikan eksistensi suaminya. Karena dia selalu tidak meminta saran suaminya, atau tidak melibatkannya dalam urusan keluarga…
2.  Istri yang suka mendominasi.

Istri seperti ini adalah istri yang mengabaikan eksistensi suaminya. Karena dia selalu tidak meminta saran suaminya, atau tidak melibatkannya dalam urusan keluarga. Dia senantiasa menjalankan sendiri segala urusan keluarga dan urusan rumah dengan tanpa memandang pendapat suami.

Di sini, seorang suami akan merasa bahwa jati dirinya telah hilang, sebab yang bisa dia lakukan untuk kebaikan rumah atau anak-anaknya hanya menyerah saja, atau mengabaikan keberadaan dirinya. Pria semacam ini, jika tidak memisahkan dirinya dari istri seperti itu, bisa jadi dia akan berusaha mencari, atau mendapatkan apa yang dia inginkan selama ini dari wanita lain.

3.  Istri yang gemar berdusta.

Salah satu hal yang mesti dimiliki dalam hubungan pernikahan adalah unsur kejujuran dalam segala hal. Ini mengingat, kejujuran merupakan salah satu pilar ketenteraman dan kebahagiaan. Di luar sana terdapat banyak wanita yang gemar berdusta. Mereka menjadikan dusta sebagai hobi atau sebagai dalih karena takut sesuatu. Namun apa pun alasannya, dusta dan tipu daya adalah dua hal yang paling dibenci kaum pria. Meskipun terkadang seorang pria menerima tindakan dusta dari istrinya karena satu atau lain hal, namun penerimaan seorang suami terhadap sifat buruk itu biasanya disertai dengan pandangan  meremehkan.

4.  Istri yang kejam/galak.

Istri semacam ini adalah istri yang begitu mudahnya memberikan hukuman kepada suaminya, ketika suaminya melakukan suatu hal tertentu. Istri seperti ini terus-menerus meresahkan suaminya, sebab karakter permusuhannya tersebut. Selain itu, istri seperti ini akan terbiasa mengeluarkan kata-kata pedas, keras, dan kasar kepada tetangga, teman-teman, dan anggota keluarganya. Istri yang kejam, tentunya menimbulkan banyak masalah bagi suaminya, bahkan bagi anak-anaknya pula. Sehingga tertanam dalam jiwa anak-anaknya sikap tidak senang dan akan menjauh dari ibunya.
…Istri galak, begitu mudahnya memberikan hukuman kepada suaminya, ketika suaminya melakukan suatu hal tertentu. Istri seperti ini selalu meresahkan suaminya…
5.  Istri yang menyulitkan.

Wanita semacam ini terbiasa hidup dalam suasana kehidupan yang penuh dengan perilaku buruk, gejolak rumah tangga, senantiasa menciptakan benih-benih perselisihan. Sebab setiap kata yang terlontar dari mulut suaminya yang berisi perintah terhadap hal penting yang mesti dilakukan istrinya, ternyata istrinya malah menepis semua perkataan suaminya dan menolak bertanggungjawab atas hal itu. Sehingga seringkali dia menciptakan kesulitan dan menyulut pertikaian antara dirinya dengan suaminya. Dalam kondisi demikian, sang suami lebih mengutamakan untuk menjauh dari rumah, atau barangkali dia akan tetap di rumah dan ikut-ikutan dengan sifat buruk istrinya.

6.  Istri yang pasif.

Istri semacam ini akan membiarkan dan menyerahkan segala urusan kepada suaminya, sehingga suaminya menjalankan seluruh urusan keluarga dan rumah tangga. Peran istri hanya terbatas menjalankan instruksi-instruksi suaminya. Dia senantiasa menyerah dalam segala hal, seakan-akan dia menuntut suaminya agar lebih berkuasa dengan tanpa berusaha menunjukkan perannya atau keberadaannya sedikit pun terhadap suaminya, padalah dia adalah pasangan hidup bagi suaminya.

7.  Istri yang keras kepala.

Istri semacam ini adalah istri yang keras kepala dalam segala hal, dan dia terus berlindung di balik sifatnya yang keras kepala itu. Sebab dia mendapatkan kenyamanan pada dirinya ketika dia bersikeras mengikuti pendapatnya, sekalipun itu salah. Di samping itu, melalui cara itulah dia mendapatkan kepuasan diri. Misalnya, andai suaminya menginginkan satu jenis makanan, dia terus-menerus menyiapkan jenis makanan lainnya, sekalipun sebenarnya jenis makanan itu juga tidak disukainya. Wanita semacam ini adalah wanita yang paling dibenci kaum laki-laki.
…Istri yang keras kepala dalam segala hal adalah wanita yang paling dibenci kaum laki-laki…
8.  Istri yang menggemari rutinitas.

Istri semacam ini adalah sosok yang menganggap bahwa pernikahan adalah akhir dari segala kehidupannya. Sebab segala ambisi dan keinginannya telah dipendam dalam-dalam pasca menikah. Menurutnya, setelah menikah tidak ada lagi keinginan dan ambisi. Dengan begitu, dia beranggapan bahwa hari ini sama dengan hari kemarin, dengan artian, bahwa segala sesuatu dalam kehidupan pernikahan hanya sarat dengan rutinitas yang teratur dan monoton.

Hal-hal di atas adalah bagian dari sifat-sifat istri yang paling dibenci kaum suami. Oleh karena itu, hendaknya para istri kembali meniti kembali gaya hidupnya dengan menjauhi sifat-sifat di atas, demi meraih kebahagiaan dan ketenteraman kehidupan rumah tangga. (Sumber: http://pribadimanfaat.blogspot.com/2013/07/jauhi-8-sifat-istri-yang-dibenci-suami.html#)

JIKA KITA DIFITNAH DAN DIZHALIMI


Suatu hal yang pasti tidak akan luput dari keseharian kita adalah difitnah dan dizhalimi orang lain. Kadang kita ini sudah berhati-hati, berbuat baik. Namun kebaikan dan prestasi kita, tidak selamanya dapat dukungan dan penghargaan. Ternyata ada juga yang mencibir, kemudian memfitnah dan menzhalimi diri dan keluarga kita. Hal ini membuat kita down dan hampir-hampir bisa stress. Orang-orang yang suka memfitnah itu ternyata bukan hanya memfitnah, tapi ia juga meneror dan menyakiti kita dan keluarga kita lahir dan batin. Apa yang harus kita lakukan, jika kita difitnah dan dizhalimi oleh orang lain.


Solusi apakah yang diberikan oleh Islam dalam hal ini? Ada 5 solusi yang bisa kita lakukan , yaitu: 

1. Kita harus mempersiapkan diri untuk tetap tegar dan sabar menghadapi kondisi apapun dan bagaimanapun. Baik senang atau susah. 
Jika kita difitnah dan dizhalimi. Maka sebenarnya itu bonus buat kita. Allah sayang terhadap kita. Karena hakikatnya kalau kita difitnah dan dizhalimi, maka keburukan kita akan diberikan kepada yang memfitnah dan menzhalimi kita. Sebaliknya kebaikan orang yang memfitnah akan diberikan kepada kita. Jika kita tahu akan hal ini. Hati kita akan tenang. Ternyata orang yang memfitnah dan menzhalimi itu adalah orang-orang yang merugi dan menghancurkan diri mereka sendiri.

2. Ridha dan ikhlas menerima fitnah dan kezhaliman dari orang lain
Rasululullah mengajarkan agar kita ikhlas menerima fitnah dan kezhaliman dari orang lain. Perumpamaannya adalah orang yang difitnah itu laksana bola pimpong yang ditekan kedalam air. Jika bola pimpong itu dilepaskan maka ia akan melompat tinggi ke angkasa. Demikianlah perumpamaan orang yang ridho dan ikhlas menerima fitnah dan kezhaliman dari orang lain, insya Allah derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT.

3. Yakin Allah yang akan membalas 
Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar. Tidak ada satu atompun yang lepas dari pantauannya. Tidak ada satu kejahatanpun yang tidak akan dibalas. Jika kita difitnah oleh orang lain dan dizhalimi lahir dan batin. Pasrahkan kepada Allah. Jangan kotori hati dan jiwa kita untuk balas dendam. Ikhlaskan semuanya kepada Allah SWT. Allah yang akan membalasnya dengan siksa yang pedih. Alam semesta juga akan membalas kejahatan orang tersebut. Karena alam semesta adalah tentara Allah yang sangat setia kepada perintah-Nya. Maka Bersabarlah dan pasrahkan kepada Allah SWT.

4. Evaluasi Diri 
Jika kita difitnah dan dizhalimi. Maka yang harus kita lakukan adalah mengevaluasi diri kita. Apakah kita melakukan kesalahan seperti yang difitnahkan tersebut. Jika jawabannya ’ya’. Maka kita harus cepat-cepat bertaubat dan memperbaiki diri kita. Jika jawabannya ’tidak’. Bersabarlah, semua kejadian pasti ada hikmahnya. Kita tidak tahu ada skenario apa dibalik fitnah tersebut. Yang jelas semua kejadian itu ada hikmah dan pelajaran yang terbaik buat kita. Kita harus lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT Memohon perlindungan kepada-Nya.

5. Hanya Allah-lah Satu satunya Penolong dan Pelindung 
Sesungguhnya tidak akan terjadi sesuatu kecuali dengan izin Allah Swt. Baik berupa musibah maupun nikmat. Walaupun bergabung jin dan manusia seluruhnya untuk mencelakakan kita, demi Allah tidak akan jatuh satu helai rambut pun tanpa izin-Nya. Begitu pun sebaliknya, walaupun bergabung jin dan manusia menjanjikan akan menolong atau memberi sesuatu, tidak pernah akan datang satu sen pun tanpa izin-Nya. Mati-matian kita ikhtiar dan meminta bantuan siapapun, tanpa izin-Nya tak akan pernah terjadi yang kita harapkan. Maka, sebodoh-bodoh kita adalah orang yang paling berharap dan takut kepada selain Allah Swt. Itulah biang kesengsaraan dan biang menjauhnya pertolongan Allah Swt. Ketahuilah, makhluk itu “La haula wala quwata illa billahil’ aliyyil ‘ azhim” tiada daya dan tiada upaya kecuali pertolongan Allah Yang MahaAgung. Asal kita hanyalah dari setetes sperma, ujungnya jadi bangkai, ke mana-mana membawa kotoran. Allah menjanjikan dalam Surah Al-Thalaq ayat 2 dan 3, “Barang siapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah (bertaqwa), niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar bagi setiap urusannya, dan akan diberi rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal hanya kepada Allah, niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya.”