Peryanyaan ini tidak bisa dijawab oleh akal manusia. Makanya Soccrates, seorang filosof Yunani berkata, untuk menjawab pertanyaan untuk apa kita hidup, perlu hidup 500 tahun. Waktu 500 tahun itu digunakan untuk berpikir, untuk apa sebenarnya kita hidup? Sampai akhirnya karena tak sanggup akal itu menjawab, maka diutuslah Nabi Muhammad SAW.
Mata kita hanya bisa digunakan untuk melihat segala sesuatu yang nampak di depan kita. Tak bisa melihat yang jauh apalagi diluar sana. Mata kita ini lemah.
Telinga tidak mampu mendengar perkataan yang jauh dari jangkauan pendengaran, maka telinga kita ini lemah.
Demikian juga akal kita. Tidak mampu menangkap dan memahami untuk apa kita hidup. Karena akal kita lemah.
Maka hanya Alloh Yang Maha Mengetahui. Dikirimlah salah satu makhlukNya untuk menjelaskan kepada umat manusia, untuk apa dan mau kemana kau hidup?
Untuk apa kita hidup?
Langsung dijawab, " wama kholaktul jinna wal insa illa liya'budun", dan tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.
Cara beribadahnya bagaimana?
"Wama arsalnaka illa rahmatan lil'alamin", dan tidak Kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat alam semesta.
Bagaimana cara perbuatannya?
"Laqad kaana lakum fii raasulillaahi uswatun khasanah", sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.
Maka al-qur'an itu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang perempuan haid, tentang khomar dan judi, tentang anak yatim, dan tentang apa yang mesti mereka sedekahkan. Mereka bertanya tentang ruh, katakan ruh itu urusan Alloh SWT, tidaklah kami diberi pengetahuan melainkan hanya sedikit saja.
Jadi al-qur'an menjawab berbagai pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh berbagai macam survai, tidak bisa dijawab oleh berbagai macam lembaga riset, yang tidak bisa dijawab oleh akal manusia. Pepatah melayu berkata, kalau galah panjang sejengkal jangan pula laut hendak diduga. Jangan memaksakan akal untuk berpikir melebihi batas kemampuannya, nanti ujung-ujungnya senyum-senyum sendiri, tertawa sendiri, na'udzubillah...
Maka kita yang rendah ini, yang hina ini, berserah diri kepada Alloh. Berserah diri bahasa arabnya Islam. Makanya kita mengaku kepada Alloh hanifan musliman aku condong kepada kebenaran dan aku hanya berserah diri kepada Mu yaa Alloh.
Hidup adalah untuk ibadah.
Bangun tidur, ibadah pertama adalah dzikir kepada Alloh. "Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur” Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkanku setelah mematikanku, dan kepada-Nya-lah kami akan dibangkitkan (dikumpulkan). Masuk ke kamar mandi, tempat yang najis, kotor, banyak bersarang bakteri, tetap ibadah "Alloohumma innii a’uudzu bika minal khubutsi wal khobaaits" Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan dan kotoran. Keluar dari kamar mandi adalah ibadah juga, dilangkahkan kaki kanan terlebih dulu sambil membaca, "Ghufraanaka. Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annil adzaa wa’aafaanii". Ghufraanana, maafkan aku yaa Alloh... kenapa mohon maaf? Karena selama berada di dalam kamar mandi/wc tadi kita tidak menyebut nama Alloh. Hanya hatinya yang berdzikir mengingat Alloh. Tidak boleh menyambut suara adzan pada saat berada di dalam WC. Tidak boleh mengucapkan/menjawab salam. Maka setelah keluar dari WC minta ampun. Lalu kemudian bercermin, mana tau masih ada kotoran di mata. Ketika bercerminpun adalah ibadah, "Allaahumma kamaa hassanta kholqii fa hassin khuluqii". Ya Allah sebagaimana Engkau telah ciptakan aku dengan baik, maka perbaikilah akhlakku. Setelah itu berangkat dari rumah ke masjid, "Bismillaahi tawakkaltu 'alallooh laa hawlaa walaa quwwata illaa bilaahi". Setiap langkah menuju ke masjid bernilai ibadah. "“Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu pergi ke masjid untuk menunaikan solat yang telah Allah wajibkan kepadanya, maka setiap langkahnya menghapus satu dosa dan langkah yang satunya mengangkat satu tingkat derajatnya.” (HR.Muslim). Masuk ke dalam masjid, "Allahummaf-tahlii abwaaba rahmatika”, Wahai Tuhanku, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu. Maka kata Nabi, layaklah dia mendapat safa'atku kelak di hari kiamat. Selesai adzan tegakkanlah shalat yang pahalanya lebih baik daripada dunia seisinya. Apa itu? Qabliyah subuh. Jika suatu saat kita terlambat datang ke masjid sehingga tidak ada waktu untuk mengerjakan shalat tahyatul masjid dan qabliyah, maka cukup lakukan qabliyah, dapat pula pahala tahyatul masjid.
Kalau qabliyah subuh saja pahalanya lebih baik daripada dunia seisinya apalagi shalat subuhnya. Apa pahala shalat subuh? Kata rasulullah, andaikan orang-orang tahu pahala shalat Subuh dan Isya berjamaah di masjid, mereka akan datang sekalipun harus merangkak.
Ibadah-ibadah yang sudah disebutkan di atas tadi adalah masuk golongan ibadah badan. Setiap gerak adalah ibadah. Ada tujuh macam ibadah yang bukan ibadah badan, yaitu zakat, wakaf, infak, sodaqoh, wasiat, hibah, dan ghonimah, yang disebut dengan ibadah harta.
Setiap ada gerak, pasti ada barokah. Makanya janganlah diam tidak bergerak, bergeraklah. Air sumur kalau tidak ditimba pasti akan berbau dan busuk, karena mata air tidak mengalir, tidak terjadi pergantian air di dalam. Makanya jangan berhenti bergerak, bergerak darisatu ibadah ke ibadah yang lain. Jangan pernah kosong sampai malaikat maut mencabut nyawa dan yang keluar dari mulut kita adalah kalimat "Laa ilaaha illallah".